Tips Agar Terhindar Dari Penyakit Ketika Umroh dan Haji
Menurut para ahli kesehatan, Calon jamaah Umroh atau haji (CJH) harus mempersiapkan fisik dengan baik menjelang keberangkatan ke Tanah Suci. Salah satunya membiasakan diri latihan berjalan kaki sepanjang kurang lebih 2.5 km setiap hari. Paling hanya butuh waktu setengah jam Latihan ini akan menunjang kesiapan fisik terutama saat mengikuti proses ibadah haji reguler selama 40 hari di Mekah dan Madinah.
Apalagi mayoritas jemaah tidak lepas dari diabetes dan kolesterol. Hal ini semakin rentan.Rata-rata, para jemaah haji kita adalah berusia di atas 40 tahun.
ini artinya, stamina mereka perlu disiapkan dengan baik. Membiasakan
diri berjalan 2.5 km sehari akan sangat membantu,” ujar dr Sasongko,
dokter RSU Haji Sukolilo yang pernah mendapingi jemaah di Tanah Suci
Pengalaman Wakil Direktur Penunjang Medik RSU Haji saat mendampingi CJH
selalu banyak ditemukan jemaah dengan kondisi sakit. Dalam satu kloter
barisi 445 jemaah, satu dokter, dua perawat, dan dua panitia. Puluhan jamaah selalu jatuh sakit. Jarak pemondokan dengan masjid di Tanah Suci relative jauh.
Sekitar 2 km. Jika akan melakukan ibadah seIaIu harus berjalan. Belum
lagi saat tawaf, wukuf, atau ritual lainnya memerlukan fiisik luar biasa
karena saling berebut.
Rata-rata jemaah Indonesia kalah fisik saat berebut tempat di setiap tempat ibadah di Mekah dan Madinah. Akibatnya, jemaah Indonesia selalu dalam posisi lemah secara fisik.Belum
lagi suhu yang panas. Jika para jemaah tidak siap secara fisik akan
berisiko. Beberapa jemaah yang akan mendapat pengawasan itu adalah
jemaah risiko tinggi sakit (diabetes, jantung koroner, hipertensi,
Lumpuh). Yang terakhir ini harus selalu dalam pengawasan superketat tim
medis. “Bagi yang punya kolesterol hindari makanan berminyak. Begitu
juga saat di Tanah Suci , hindari makanan yang merangsang buang air,”
saran Sasongko
Namun sebelum keberangkatan Para jamaah tersebut, PPIH sudah memeriksa
Seluruh kondisi kesehatan CJH. Jika menjelang Keberangkatan mereka dalam
kondisi sakit dan perlu mendapat perawa tan, hal itu harus
dikoordinasikan dangan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP). Kantor
kesehatan ini yang menentukan berangkat tidaknya jemaah. Namun kadang
jemaah tetap memaksa berangkat meski ada rekomendasi menunda
keberangkatan karena kondisi tak memungkinkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar